Assalamualaikum..
Ini karya tulis blog ku yang pertama..
Selamat Membaca.. Semoga bermanfaat ^^
Masa
Berburu dan Meramu
Masa
berburu dan meramu dilakukan pada masa Phitecantrophus hingga homo sapiens.
Mereka tinggal di hutan dengans semak belukar, yang dekat dengan tempat
persinggahan hewan buruan mereka seperti Sapi, Kerbau, Kuda, dan Rusa. Selain
itu, mereka juga tinggal di dekat sumber mata air, yang juga sumber makanan
seperti Kerang, Ikan, dan Siput.
Disamping
berburu, mereka juga mengumpulkan umbi umbian, buah buahan dan sayur sayuran.
Mereka hidup tidak menetap, atau berpindah pindah untuk mencari bahan makanan
mereka. Mereka juga membuat peralatan dari batu yang dibuat masih kasar.
Hasil Kebudayaan Pada Masa Berburu dan Meramu
Hasil Kebudayaan Pada Masa Berburu dan Meramu
1. Kapak
Perimbas
Kapak
perimbas adalah peralatan yang paling awal digunakan manusia. Kapak perimbas
tidak memiliki tangkai, dan digunakan dengan cara menggenggam. Kapak ini
ditemukan sejak zaman paleolitikum. Fungsinya, Yaitu untuk menumbuk biji -
bijian dan memotong daging buruan. Di indonesia, kapak ini dapat ditemukan di
Lahat (Sumatera Selatan), Bali, Flores, Timor, Punung (Jawa Timur), Parigi,
Bengkulu, dan sebagainya.
2. Kapak
Penetak
Kapak
penetak adalah alat bantu yang dipangkas pada pinggir permukaan
atas dan bawah yang saling berhadapan sehingga berkelok-kelok dan tajam.
Kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu, atau disesuaikan dengan
kebutuhanya. Bentuknya lebih besar daripada kapak perimbas. Kapak ini dapat
ditemukan hampir di seluruh wilayah
indonesia.
3. Pahat
Genggam
Pahat genggam adalah alat yang
berukuran kecil, dan bentuknya seperti kapak perimbas. Pahat genggam dibuat
dari kalsedon dan fosil kayu. Para ahli menafsirkan, bahwa kapak ini berfungsi
untuk menggemburkan tanah, dan alat ini digunakan untuk mencari umbi umbian.
Kapak genggam dapat ditemui di Cina
Selatan, Semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara,
Flores, Sulawesi, sampai Filipina.
4. Alat
Serpih
Alat
serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk
menjadi tajam. Alat serpih mungkin telah digunakan sejak pithecantrophus,
hingga homo sapiens. Alat tersebut berfungsi sebagai gurdi, penusuk serut, dan
pisau. Alat ini dapat ditemui di Punung, Sangiran, Ngadong, Gombong, Lahat, dan
sebagainya.
5. Alat
Alat Dari Tulang
Alat
alat dari tulang adalah alat yang dibuat dari tulang tukang hewan buruan,
seperti tandun mejangan dan duri ikan pari. Tulamg digunakan sebagai perkakas
karena sifat tulang yang ebih lunak daripada batu dan cukup keras jika
dibandingkan dengan kayu. Fungsi dari alat alat ini adalah sebagai mata tombak,
panah, kail, dan pisau. Benda ini dapat ditemukan di Gua Lawang, Gua Gedeh, Gua
Kandang, dan sebagainya.
Masa
Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam adalah masa
dimana mereka memanfaatkan semak belukar untu dijadikan ladang. Manusia yang
hidup di masa ini adalah Homo sapiens. Tumbuhan yang ditanam adalah Ubi,
Pisang, dan Sukun. Berangsur angsur, kegiatan berladang digantikan dengan
persawahan yang varietasnya adalah Padi.
Pada
masa ini, manusia cenderung bertempat tinggal menetap, dan mereka mulai
membangun rumah. Selain itu, pada zaman ini manusia telah membuat peralatan
dari batu yang diasah lebih halus lagi., dan mereka juga telah mengembangkan
peternakan.
Hasil
Kebudayaan Pada Masa Bercocok Tanam
1. Kapak
Persegi
Kapak
persegi atau kadang juga disebut beliung persegi adalah alat-alat batu yang
berbentuk persegi dan atau trapesium. Seluruh permukaaan digosok halus, kecuali
bagian pangkal. Fungsi kapak persegi adalah untuk mencangkul lahan, dan ada
yang difungsikan untuk pahat dan ukir. Kapak ini dapat ditemukan Di Sumatra,
di Jawa, di kepulauan Bali, Nusa Tenggara Timur, di Maluku, Sulawesi dan di
Wilayah Kalimantan.
2. Kapak
Lonjong
Kapak
lonjong adalah alat berbentuk lonjong dengan pangkal agak runcing dan melebar
pada bagian tajamanya. Kapak tipe ini terbuat dari batu kali dan batu nefrit
yang telah dihaluskan sedemikan rupa, dan dihaluskan sangat baik. Kapak ini
berfungsi untuk bercocok tanam, terutama mencangkul. Persebaranya yaitu di
Flores, Taulud, Leti, Tanimbar, Sulawesi, dan Papua.
3. Mata
Panah
Mata
panah merupakan salah satu benda yang berbentuk pipih dan tajam. Mata panah
berfungsi untuk memburu hewan, sebagai kebutuhan protein hewani. Mata panah
banyak ditemukan di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Namun, matapanah di
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan memiliki perbedaan bentuk. Matapanah di
Sulawesi Selatan biasanya berukuran kecil dan tipis, sedangkan di Jawa Timur
dibuat jauh lebih teliti, dengan ketebalan 1cm.
Di Sulawesi selatan, mata panah dapat ditemukan di Gua Cakondo, Tomatoa,
Kacicang, Ara, dan Kapur Maros. Dan di Jawa Timur banyak ditemukan di Gua Lawa,
Gua Gede, Gua Kandang, Gua Petpuruh, dan Gua Keramat.
4. Gerabah
Gerabah
adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar
untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.
Pada masa bercocok tanam, gerabah tersebut berfungsi sebagai wadah kubur .
Gerabah relatif tahan air dan tahan panas api sehingga dapat dipakai untuk
keperluan masak-memasak. Kemahiran dalam membuat gerabah inilah yang
membuktikan adanya kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Gerabah
dapat ditemukan di Kendenglembu, Klapadua, Serponh, Bali, Kalumpang, dan
Minanga Sipakka.
5. Perhiasan
Perhiasan
adalah sebuah benda yang digunakan untuk merias atau mempercantik diri. Umumnya
terbuat dari emas dan perak. Namun, pada zaman bercocok tanam, perhiasan dibuat
dari batu. Pada zaman bercocok tanam, perhiasan berfungsi untuk mahar
pernikahan laki laki kepada perempuanya. Perhiasan seperti ini dapat ditemukan
di Jawa Timur, dan Jawa Barat.
6. Bangunan
Megalitik
Pada
zaman pra sejarah, banyak sekali bangunan yang dibangun manusia purba.
Peninggalan sejarah berupa bangunan yang paling banyak ditemui adalah bangunan
zaman megalithikum. Tradisi pendirian bangunan bangunan megalitik didasarkan
kepada kepercayaan akan adanya hubungan antara makhluk hidup dan yang mati.
Fungsinya adalah untuk mengabadikan jasa orang yang telah meninggal pada batu
besar yangb enjadi medium penghormatan. Jenis jenis bangunan megalitik adalah
Menhir, Dolmen, Kubur Peti Batu, Sarkofagus, Wruga, dan Punden Berundak.
a. Menhir
Menhir adalah bangunan tugu yang berfungsi
untuk menghormati arwah atau roh nenek moyang. Menhir biasanya didirikan secara
tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi
juga ada yang diletakkan terlentang di tanah Menhir dapat ditemukan salah
satunya di Toraja, Sulawesi Selatan
b .Dolmen
Dolmen
adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh
beberapa batu yang lain. Dolmen
berfungsi sebagai tempat untuk memuja arwah leluhur. Dolmen
biasanya mempunyai
panjang 325 cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm. Dolmen dapat ditemukan di Nanding,
Tanjungara, Pajarbulan (di sini dolmen ditemukan bersama-sama dengan lesung
batu), Gunungmegang, Tanjungsakti, Pagerdewa, Lampung Barat dan Sumbawa.
c. Kubur
Peti Batu
Kubur
peti batu adalah peti mati zaman purba yang berbentuk kotak dan terdiri dari empat buah papan batu.
Fungsi kubur peti batu adalah untuk menyimpan mayat. Papan papan tersebut
disusun di dalam lubang yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kubur peti
batu dapat ditemukan di Tegurwangi, Wonosari, dan Jawa barat.
d. Sarkofagus
Sarkofagus
adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi
tutup. Sarkofagus umunya dibuat dari batu. Peninggalan ini berfungsi untuk
menyimpan jenazah. Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu
sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti.
Sarkofagus banyak terdapat di bali.
e.Waruga
Waruga
adalah peti kubur batu dalam ukuran yang kecil.
Hingga sekarang, waruga digunakan untuk kubur atau makam
leluhur orang Minahasa.
Waruga dari batu
dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan
rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Minahasa Utara.
f. Punden
Berundak
Punden
berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan oleh tangga kecil.
Struktur ini kerap ditemukan pada situs kepurbakalaan di Nusantara, sehingga
dianggap sebagai salah satu ciri kebudayaan asli Nusantara. Fungsinya, adalah tempat pemujaan terhadap
nenek moyang. Punden Berundak banyak ditemukanGunung Padang, Bali, dan Beberapa
Candi di Indonesia.
Masa Perundagian
Masa Perundagian
Masa perundagian adalah masa akhir
prasejarah di indonesia. Arti perundagian adalah seserang atau sekelompok orang
yang memiliki keterampilan dan kepandaian di bidang usaha tertentu. Manusia
yang hidup pada masa ini adalah Austramelanosoid dan Mongoloid.
Masa
ini ditandai dengan masuknya budaya logam, atau dikenal dongson (Budaya
Perunggu). Pada masa ini, sudah ada penbagian kerja, dan masyarakat tersususun
oleh kelompok majemuk. Serta, masyarakat telah mengenal aturan adat istiadat.
Hasil
Kebudayaan Pada Masa Perundagian
1. Nekara
Nekara
adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian
tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara
diberi
bermacam-macam hiasan dengan motif binatang, geometrik, maupun manusia. Budaya ini
berasal dari zaman perunggu atau zaman logam. ada zamannya nekara dianggap
benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Benda
ini dapat ditemukan di Jawa, Bali, Sumatera, Roti, Selayar, Kepulauan Kei.
2. Moko
Moko
adalah nekara ang berukuran lebih kecil. Di daerah Manggarai
(Flores) orang menanamakan Moko dengan sebutan “gendang gelang” atau “tambur”.
Biasanya Moko merupakan benda pusaka yang dimiliki oleh seorang kepala suku
yang kemudian diturunkan kepada salah seorang anak laki-lakinya.
Moko banyak ditemukan di Pulau Alor.
3. Kapak
Perunggu
Kapak
Perunggu adalah kapak yang dibuat dari perunggu. Kapak ini dibuat perundagian karena
pada masa
perundagian kemahiran manusia untuk membuat alat-alat atau perkakas semakin
berkembang. Kapak
ini dibagi menjadi 3, yaitu kapak corong, kapak upacara, dan tembilang atau
tajak. Dusebut sebagai
kapak corong karena umumnya kapak perunggu jenis ini memiliki lubang seperti
corong yang diduga untuk memasukan tangkainya. Sedangkan,
penyebutan
Kapak
upacara merujuk pada kegunaanya sebagai bagian dari peralatan atau sarana dalam
melakukan upacara yang berhubungan dengan sistem kepercayaan. Kapak
perunggu umumnya berfungsui sebagai alat upacara atau bagian dari benda-benda
pusaka yang erat kaitannya dengan sistem kepercayaan masyarakatnya, dan berfungsi sebagai perkakas atau alat untuk
bekerja yang digunakan sehari-hari untuk membantu aktivitas kegiatan manusia
pada zamannya.
Kapak ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, dan Pulau Selayar.
4. Bejana
Perunggu
Bejana
perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah atau
tempat menyimpan makanan. Bejana ini dibuat dari 2 perunggu
yang cembung. Bentuknya bulat
panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda peninggalan zaman dari
kebudayaan ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
5. Perhiasan
Perunggu
Perhiasan
perunggu adalah perhiasan yang sangat populer pada zaman perunggu, baik dari
golongan atas maupun bawah. Perhiasan tersebut berupa anting, giwang, kalung,
gelang kaki, dll.
Perhiasan ini memiliki beragam corak dan pola, ada yang berupa pola timpal,
pola garis, tangga, maupun duri ikan, dll. Umunya, benda ini memiliki fungsi
sebagai penghias diri, dan mahar pernikahan. Perhiasan perunggu banyak
ditemukan
di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
6. Arca
Perunggu
Arca
perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam,
ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu
bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Adapun fungsi
dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak
mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung.
Biasanya, Arca perunggu memiliki fungsi untuk penyembahan roh pada saat
upacara. Daerah penemuan
arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan
Limbangan (Bogor).
Tolong bantu koreksi lagi, bila ada kesalahan. Agar saling mengingatkan..
Seikian, Terima Kasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar