Selasa, 24 Mei 2016

Hasil Kebudayaan Masyarakat Indonesia Pada Masa Pra Aksara

Assalamualaikum..
Ini karya tulis blog ku yang pertama..
Selamat Membaca.. Semoga bermanfaat ^^
Masa Berburu dan Meramu 
Masa berburu dan meramu dilakukan pada masa Phitecantrophus hingga homo sapiens. Mereka tinggal di hutan dengans semak belukar, yang dekat dengan tempat persinggahan hewan buruan mereka seperti Sapi, Kerbau, Kuda, dan Rusa. Selain itu, mereka juga tinggal di dekat sumber mata air, yang juga sumber makanan seperti Kerang, Ikan, dan Siput.
Disamping berburu, mereka juga mengumpulkan umbi umbian, buah buahan dan sayur sayuran. Mereka hidup tidak menetap, atau berpindah pindah untuk mencari bahan makanan mereka. Mereka juga membuat peralatan dari batu yang dibuat masih kasar.


Hasil Kebudayaan Pada Masa Berburu dan Meramu
1. Kapak Perimbas
Kapak perimbas adalah peralatan yang paling awal digunakan manusia. Kapak perimbas tidak memiliki tangkai, dan digunakan dengan cara menggenggam. Kapak ini ditemukan sejak zaman paleolitikum. Fungsinya, Yaitu untuk menumbuk biji - bijian dan memotong daging buruan. Di indonesia, kapak ini dapat ditemukan di Lahat (Sumatera Selatan), Bali, Flores, Timor, Punung (Jawa Timur), Parigi, Bengkulu, dan sebagainya.





2. Kapak Penetak
Kapak penetak adalah alat bantu yang dipangkas pada pinggir permukaan atas dan bawah yang saling berhadapan sehingga berkelok-kelok dan tajam. Kapak ini berfungsi untuk membelah kayu, pohon, bambu, atau disesuaikan dengan kebutuhanya. Bentuknya lebih besar daripada kapak perimbas. Kapak ini dapat ditemukan hampir  di seluruh wilayah indonesia. 



3. Pahat Genggam

Pahat genggam adalah alat yang berukuran kecil, dan bentuknya seperti kapak perimbas. Pahat genggam dibuat dari kalsedon dan fosil kayu. Para ahli menafsirkan, bahwa kapak ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, dan alat ini digunakan untuk mencari umbi umbian. Kapak genggam dapat ditemui di  Cina Selatan, Semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Flores, Sulawesi, sampai Filipina.



4. Alat Serpih
Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat serpih mungkin telah digunakan sejak pithecantrophus, hingga homo sapiens. Alat tersebut berfungsi sebagai gurdi, penusuk serut, dan pisau. Alat ini dapat ditemui di Punung, Sangiran, Ngadong, Gombong, Lahat, dan sebagainya.




5. Alat Alat Dari Tulang
Alat alat dari tulang adalah alat yang dibuat dari tulang tukang hewan buruan, seperti tandun mejangan dan duri ikan pari. Tulamg digunakan sebagai perkakas karena sifat tulang yang ebih lunak daripada batu dan cukup keras jika dibandingkan dengan kayu. Fungsi dari alat alat ini adalah sebagai mata tombak, panah, kail, dan pisau. Benda ini dapat ditemukan di Gua Lawang, Gua Gedeh, Gua Kandang, dan sebagainya.



Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam adalah masa dimana mereka memanfaatkan semak belukar untu dijadikan ladang. Manusia yang hidup di masa ini adalah Homo sapiens. Tumbuhan yang ditanam adalah Ubi, Pisang, dan Sukun. Berangsur angsur, kegiatan berladang digantikan dengan persawahan yang varietasnya adalah Padi.
Pada masa ini, manusia cenderung bertempat tinggal menetap, dan mereka mulai membangun rumah. Selain itu, pada zaman ini manusia telah membuat peralatan dari batu yang diasah lebih halus lagi., dan mereka juga telah mengembangkan peternakan.

Hasil Kebudayaan Pada Masa Bercocok Tanam
1. Kapak Persegi
Kapak persegi atau kadang juga disebut beliung persegi adalah alat-alat batu yang berbentuk persegi dan atau trapesium. Seluruh permukaaan digosok halus, kecuali bagian pangkal. Fungsi kapak persegi adalah untuk mencangkul lahan, dan ada yang difungsikan untuk pahat dan ukir. Kapak ini dapat ditemukan Di Sumatra, di Jawa, di kepulauan Bali, Nusa Tenggara Timur, di Maluku, Sulawesi dan di Wilayah Kalimantan.




2. Kapak Lonjong

Kapak lonjong adalah alat berbentuk lonjong dengan pangkal agak runcing dan melebar pada bagian tajamanya. Kapak tipe ini terbuat dari batu kali dan batu nefrit yang telah dihaluskan sedemikan rupa, dan dihaluskan sangat baik. Kapak ini berfungsi untuk bercocok tanam, terutama mencangkul. Persebaranya yaitu di Flores, Taulud, Leti, Tanimbar, Sulawesi, dan Papua.







3. Mata Panah
Mata panah merupakan salah satu benda yang berbentuk pipih dan tajam. Mata panah berfungsi untuk memburu hewan, sebagai kebutuhan protein hewani. Mata panah banyak ditemukan di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Namun, matapanah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan memiliki perbedaan bentuk. Matapanah di Sulawesi Selatan biasanya berukuran kecil dan tipis, sedangkan di Jawa Timur dibuat jauh lebih teliti, dengan ketebalan 1cm.  Di Sulawesi selatan, mata panah dapat ditemukan di Gua Cakondo, Tomatoa, Kacicang, Ara, dan Kapur Maros. Dan di Jawa Timur banyak ditemukan di Gua Lawa, Gua Gede, Gua Kandang, Gua Petpuruh, dan Gua Keramat. 


4. Gerabah
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Pada masa bercocok tanam, gerabah tersebut berfungsi sebagai wadah kubur . Gerabah relatif tahan air dan tahan panas api sehingga dapat dipakai untuk keperluan masak-memasak. Kemahiran dalam membuat gerabah inilah yang membuktikan adanya kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Gerabah dapat ditemukan di Kendenglembu, Klapadua, Serponh, Bali, Kalumpang, dan Minanga Sipakka.

5. Perhiasan
Perhiasan adalah sebuah benda yang digunakan untuk merias atau mempercantik diri. Umumnya terbuat dari emas dan perak. Namun, pada zaman bercocok tanam, perhiasan dibuat dari batu. Pada zaman bercocok tanam, perhiasan berfungsi untuk mahar pernikahan laki laki kepada perempuanya. Perhiasan seperti ini dapat ditemukan di Jawa Timur, dan Jawa Barat.


6. Bangunan Megalitik
Pada zaman pra sejarah, banyak sekali bangunan yang dibangun manusia purba. Peninggalan sejarah berupa bangunan yang paling banyak ditemui adalah bangunan zaman megalithikum. Tradisi pendirian bangunan bangunan megalitik didasarkan kepada kepercayaan akan adanya hubungan antara makhluk hidup dan yang mati. Fungsinya adalah untuk mengabadikan jasa orang yang telah meninggal pada batu besar yangb enjadi medium penghormatan. Jenis jenis bangunan megalitik adalah Menhir, Dolmen, Kubur Peti Batu, Sarkofagus, Wruga, dan Punden Berundak.

a. Menhir
Menhir adalah bangunan tugu yang berfungsi untuk menghormati arwah atau roh nenek moyang. Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi juga ada yang diletakkan terlentang di tanah Menhir dapat ditemukan salah satunya di Toraja, Sulawesi Selatan








b .Dolmen
Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat untuk memuja arwah leluhur. Dolmen biasanya mempunyai panjang 325 cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm. Dolmen dapat ditemukan di Nanding, Tanjungara, Pajarbulan (di sini dolmen ditemukan bersama-sama dengan lesung batu), Gunungmegang, Tanjungsakti, Pagerdewa, Lampung Barat dan Sumbawa.




c. Kubur Peti Batu
Kubur peti batu adalah peti mati zaman purba yang berbentuk kotak  dan terdiri dari empat buah papan batu. Fungsi kubur peti batu adalah untuk menyimpan mayat. Papan papan tersebut disusun di dalam lubang yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kubur peti batu dapat ditemukan di Tegurwangi, Wonosari, dan Jawa barat.





d. Sarkofagus
Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus umunya dibuat dari batu. Peninggalan ini berfungsi untuk menyimpan jenazah. Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Sarkofagus banyak terdapat di bali.





e.Waruga
Waruga adalah peti kubur batu dalam ukuran yang kecil.  Hingga sekarang, waruga digunakan untuk kubur atau makam leluhur orang Minahasa. Waruga dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah dan Minahasa Utara.



f. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan oleh tangga kecil. Struktur ini kerap ditemukan pada situs kepurbakalaan di Nusantara, sehingga dianggap sebagai salah satu ciri kebudayaan asli Nusantara.  Fungsinya, adalah tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Punden Berundak banyak ditemukanGunung Padang, Bali, dan Beberapa Candi di Indonesia.



Masa Perundagian
Masa perundagian adalah masa akhir prasejarah di indonesia. Arti perundagian adalah seserang atau sekelompok orang yang memiliki keterampilan dan kepandaian di bidang usaha tertentu. Manusia yang hidup pada masa ini adalah Austramelanosoid dan Mongoloid.

  Masa ini ditandai dengan masuknya budaya logam, atau dikenal dongson (Budaya Perunggu). Pada masa ini, sudah ada penbagian kerja, dan masyarakat tersususun oleh kelompok majemuk. Serta, masyarakat telah mengenal aturan adat istiadat. 

Hasil Kebudayaan Pada Masa Perundagian
1. Nekara
Nekara adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara diberi bermacam-macam hiasan dengan motif binatang, geometrik, maupun manusia. Budaya ini berasal dari zaman perunggu atau zaman logam. ada zamannya nekara dianggap benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Benda ini dapat ditemukan di Jawa, Bali, Sumatera, Roti, Selayar, Kepulauan Kei. 



2. Moko
Moko adalah nekara ang berukuran lebih kecil. Di daerah Manggarai (Flores) orang menanamakan Moko dengan sebutan “gendang gelang” atau “tambur”. Biasanya Moko merupakan benda pusaka yang dimiliki oleh seorang kepala suku yang kemudian diturunkan kepada salah seorang anak laki-lakinya. Moko banyak ditemukan di Pulau Alor. 








3. Kapak Perunggu
Kapak Perunggu adalah kapak yang dibuat dari perunggu. Kapak ini dibuat perundagian karena pada masa perundagian kemahiran manusia untuk membuat alat-alat atau perkakas semakin berkembang. Kapak ini dibagi menjadi 3, yaitu kapak corong, kapak upacara, dan tembilang atau tajak. Dusebut sebagai kapak corong karena umumnya kapak perunggu jenis ini memiliki lubang seperti corong yang diduga untuk memasukan tangkainya. Sedangkan, penyebutan Kapak upacara merujuk pada kegunaanya sebagai bagian dari peralatan atau sarana dalam melakukan upacara yang berhubungan dengan sistem kepercayaan. Kapak perunggu umumnya berfungsui sebagai alat upacara atau bagian dari benda-benda pusaka yang erat kaitannya dengan sistem kepercayaan masyarakatnya, dan  berfungsi sebagai perkakas atau alat untuk bekerja yang digunakan sehari-hari untuk membantu aktivitas kegiatan manusia pada zamannya. Kapak ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, dan Pulau Selayar.

4. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah atau tempat menyimpan makanan. Bejana ini dibuat dari 2 perunggu yang cembung. Bentuknya bulat panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda peninggalan zaman dari kebudayaan ini ditemukan di Sumatera dan Madura.








5. Perhiasan Perunggu
Perhiasan perunggu adalah perhiasan yang sangat populer pada zaman perunggu, baik dari golongan atas maupun bawah. Perhiasan tersebut berupa anting, giwang, kalung, gelang kaki, dll. Perhiasan ini memiliki beragam corak dan pola, ada yang berupa pola timpal, pola garis, tangga, maupun duri ikan, dll. Umunya, benda ini memiliki fungsi sebagai penghias diri, dan mahar pernikahan. Perhiasan perunggu banyak ditemukan di daerah Jawa Barat,  Jawa Timur, Bali dan Sumatera.



6. Arca Perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung. Biasanya, Arca perunggu memiliki fungsi untuk penyembahan roh pada saat upacara. Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).



Tolong bantu koreksi lagi, bila ada kesalahan. Agar saling mengingatkan.. 
Seikian, Terima Kasih.. 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar